29
Oktober


Kalau dilihat dari perkiraan waktu saat pertama ujung batu Oyra bercahaya hingga sekarang cahayanya sudah mencapai setengah, berarti kemungkinan hari ini penakluk tersebut akan dipilih, pikirku takjub. Akankah benar-benar terjadi seperti dalam cerita, seseorang yang dapat menguasai orang lain? Luar biasa. Aku ingin bertemu orang seperti itu.
Grek… Grek… Grek…
Pintu yang terbuka mengalihkan perhatianku. Kulihat Pak Gaspar mulai keluar dari kegelapan terowongan, dan… Pangeran Niru! Kekagetanku berubah menjadi kekhawatiran saat mereka mulai mendekat. Raut wajah mereka terlihat gusar, menandakan ada yang tidak beres.
“Ada apa?” tanyaku.
“Aku sudah berusaha sebisanya,” Pangeran Niru berbicara dengan sedikit gugup.
“Maksudnya?” tanyaku lagi.
“Kau mendengar suara pintu ditutup tadi?” perhatianku beralih ke Pak Gaspar dan mengangguk.
“Saat aku menjaga perpustakaan selagi kau di dalam, Pangeran Niru tiba-tiba masuk dengan terburu-buru dan menanyakan di mana kau berada. Lalu ku katakan kau berada di ruang rahasia, kemudian Pangeran Niru menyuruhku menutup ruang rahasia itu. Tidak lama kemudian Pangeran Aphrez datang bersama beberapa pengawal. Dia juga menanyakan keberadaanmu. Aku pun segera mengerti situasinya. Aku mengatakan bahwa kau tiba-tiba merasa tidak sehat sehingga pulang lebih awal. Melihat Pangeran Niru di situ, awalnya dia tidak percaya dan bahkan membentakku. Dia juga mengancam Pangeran Niru apabila ikut campur urusannya. Dia pun menyuruh pengawal-pengawalnya mencari ke seluruh sudut perpustakaan. Saat tidak menemukan dirimu, dia bersegera keluar perpustakaan setelah sebelumnya menyuruh dua pengawalnya berjaga di ruangan sehingga kami tidak segera memberi tahumu. Beruntung mereka mendapat tugas lain,” terang Pak Gaspar.
Tidak butuh waktu lama untuk mencerna kata-kata Pak Gaspar dan mengetahui kemungkinan besar yang sedang terjadi. Seketika itu juga bagai ada petir yang menyambar, kekhawatiranku tampaknya berubah menjadi kenyataan.
“Berarti Putri Shahana memberi tahunya?”
“Ternyata setelah dari perpustakaan dia langsung menemui Aphrez. Saat aku masuk, dia sudah bercerita setengah. Terlambat untukku melobinya.” Pangeran Niru membela diri. “Dia bahkan melebih-lebihkan cerita yang membuat Aphrez seperti kesetanan mencarimu dimana-mana.

0 komentar:

Posting Komentar