Kalau
dilihat dari perkiraan waktu saat pertama ujung batu Oyra bercahaya hingga
sekarang cahayanya sudah mencapai setengah, berarti kemungkinan hari ini
penakluk tersebut akan dipilih, pikirku takjub. Akankah benar-benar terjadi seperti dalam
cerita, seseorang yang dapat menguasai orang lain? Luar biasa. Aku ingin
bertemu orang seperti itu.
Grek…
Grek… Grek…
Pintu yang terbuka
mengalihkan perhatianku. Kulihat Pak Gaspar mulai keluar dari kegelapan
terowongan, dan… Pangeran Niru! Kekagetanku berubah menjadi kekhawatiran saat
mereka mulai mendekat. Raut wajah mereka terlihat gusar, menandakan ada yang
tidak beres.
“Ada apa?” tanyaku.
“Aku sudah berusaha
sebisanya,” Pangeran Niru berbicara dengan sedikit gugup.
“Maksudnya?” tanyaku
lagi.
“Kau mendengar suara
pintu ditutup tadi?” perhatianku beralih ke Pak Gaspar dan mengangguk.
“Saat aku menjaga
perpustakaan selagi kau di dalam, Pangeran Niru tiba-tiba masuk dengan
terburu-buru dan menanyakan di mana kau berada. Lalu ku katakan kau berada di
ruang rahasia, kemudian Pangeran Niru menyuruhku menutup ruang rahasia itu.
Tidak lama kemudian Pangeran Aphrez datang bersama beberapa pengawal. Dia juga
menanyakan keberadaanmu. Aku pun segera mengerti situasinya. Aku mengatakan
bahwa kau tiba-tiba merasa tidak sehat sehingga pulang lebih awal. Melihat
Pangeran Niru di situ, awalnya dia tidak percaya dan bahkan membentakku. Dia
juga mengancam Pangeran Niru apabila ikut campur urusannya. Dia pun menyuruh
pengawal-pengawalnya mencari ke seluruh sudut perpustakaan. Saat tidak
menemukan dirimu, dia bersegera keluar perpustakaan setelah sebelumnya menyuruh
dua pengawalnya berjaga di ruangan sehingga kami tidak segera memberi tahumu.
Beruntung mereka mendapat tugas lain,” terang Pak Gaspar.
Tidak butuh waktu lama
untuk mencerna kata-kata Pak Gaspar dan mengetahui kemungkinan besar yang
sedang terjadi. Seketika itu juga bagai ada petir yang menyambar,
kekhawatiranku tampaknya berubah menjadi kenyataan.
“Berarti Putri Shahana
memberi tahunya?”
“Ternyata setelah
dari perpustakaan dia langsung menemui Aphrez. Saat aku masuk, dia sudah
bercerita setengah. Terlambat untukku melobinya.” Pangeran Niru membela diri.
“Dia bahkan melebih-lebihkan cerita yang membuat Aphrez seperti kesetanan
mencarimu dimana-mana.
0 komentar:
Posting Komentar