24
November


Tadi malam, diundang teman menghadiri acara:
PAGELARAN SENI TARI DAERAH & MUSIK TINGKILAN KALTIM. Persembahan yayasan "Borneo Etnika"

Bertempat di Halaman Parkir Taman Budaya, harusnya acara yang dimulai jam 19.30 atau menurut jam karet ala Indonesia adalah jam 20.00. Namun, karena turun hujan, jam karet pun bertambah melar. Jam setengah 9 baru mulai nyanyi-nyanyian g jelas (menurut gue). Untung datang cepat, jadi kebagian tempat duduk. Malah sempat pindah-pindah tempat, dari kanan panggung ke kiri panggung demi dapet view yang enak (mumpung masih kosong sob). Ditemani teman yang kamfretnya dia sama cowoknya (udah hujan, sendiri, jadi obat nyamuk pula ~> jomblo detected). Mana nyanyian-nyanyian g jelas itu lama. Well, emang yang membosankan terasa sangat lama, seperti gue yang bosan sendiri (curcoool, curcoool).

Untungnya siksaan bosan itu tidak berlangsung lama. Mulai terdengar musik pengiring tarian yang apik. Dan satu persatu penari pun keluar. Pakaian hijau adat dayak yang khas dengan payet-payetnya terlihat. Tampak gemilau megah di bawah lampu panggung.

Tarian "Temengang Madang" dimainkan. Awalnya gerakan-gerakan khas tarian Dayak yang dibawa. Tapi lama-lama kok kayak ada unsur tari Bali-nya? Kirain cuma perasaan gue karena gue akuin masih awam banget sama tarian tradisional. Tiba-tiba teman di sebelah nyeletuk, "ini tarian kompilasi ya? Kok ada gerakan jaipongnya?" Nah loh...

Tapi ini bukan kritikan loh. Malah tercetus sebuah ide di kepala: "Gimana ya kalau gerakan-gerakan inti dari tiap tarian daerah di jadikan satu, dinarikan oleh penari yang sama dalam satu tarian yang tidak terputus?" Kebanyakan? Yaa... Paling g satu provinsi, satu gerakan khas yang mewakili lahh... Belagu amat ya gue sok-sok ngasih ide. Tapi g masalah dong berpendapat. Klo sekalinya sudah pernah dilakuin, gue pingin lihat. Jujur, mata gue lapar dengan hal-hal yang indah-indah. Dan menurut gue, tarian Indonesia seindah keragamannya. Applause dulu donk.

Tapi setelah tarian tadi, selanjutnya adalah bagian membosankan dari suatu acara, yang membosankan tapi wajibun ada, yaitu laporan ketua panitia dan sambutan-sambutan. Untung dapat snack kotakan. Lumayan lah buat ganjal perut. Klo bosan emang bikin lapar dah. Teman gue satu lagi pun muncul. Untung deh g jadi obat nyamuk sendirian. Maksudnya gue sama dia berdua gitu jadi obat nyamuk. Hehehheheh...

Tarian kedua pun muncul. Tarian bernama "Bellang Hatta". Tarian ini dibawakan dengan properti bakul dan sarung samarinda. Gue kira tarian ini tarian dari Kutai (lagi-lagi kumat sotoy gue). Ternyata selidik demi selidik, kata temen gue yang salah satu penarinya, itu adalah tarian Samarinda. Sebuah tarian penggabungan etnis yang ada di Samarinda; Kutai, Bugis, dan Banjar. Emang komposisi etnis di Samarinda nih unik. Ada Dayak dan Kutai sebagai pribumi. Ada Bugis, Banjar, Jawa, Padang sebagai pendatang. Dan entah mengapa komposisinya merata. G ada yang dominan. Klo minoritas pasti ada. Tarian Bellang Hatta ini dibawakan dengan tempo yang agak cepat.

Selesai tarian Bellang Hatta, nyanyian lagi selanjutnya. Yang membosankan itu loh. Yang membosankan... Gue heran, ini kan tajuk acaranya 'Tari dan Musik' Tingkilan Kaltim. Kenapa nyanyi lagu-lagu ala kondangan seh, ada baratnya juga. Gimana g bosan, ekpektasinya kan Musik atau lagu-lagu daerah khas kaltim. Bakal dengar suara-suara khas etnik. Lagu kondangan sih di seluruh Indonesia juga diputar. Wth deh...

Abis tu ada Stand Up Comedy. Yeay...!! Setiawan Yogy boo... Comic lokal yang nyampe jakarta performnya. G tau tapi jakarta mananya, jangan-jangan pelabuhan merak doank. Dikata jadi kuli apa?! :3 hehehheeh...

Etapii... Si Yogy kayaknya grogi deh. Dari awal perform ngomongnya g pake titik koma. Padahal jam terbang SUC-nya dah tinggi, ternyata masih bisa grogi juga. Dan gue pernah liat dia tampil langsung pas opening Tour Stand Up Merdeka Dalam Bercanda-nya Pandji Pragiwaksono, dia nge-Kill kok. Jujur, gue ketawa bukan karena dia lucu. Tapi apresiasi atas keberaniannya dia perform outdoor dihadapan pejabat dinas sekalipun garing abis. Sumpah, nge-bom!! Hahhahahahha... Ketawa!! Ayo ketawa!!

Okeh... Sudah cukup ketawa terpaksanya. Masuk ke tarian ketiga. Ini nih... Ini!! Dari awal sampe akhir, gue paling suka nih tarian. Dengan kostum merah menyala, tarian "Makay Pehe" mencuri perhatian gue. Sebenarnya semua tarian menarik bagi gue, tapi ini yang paling cuy. Katanya mc, ini tarian yang menggambarkan keadaan pribumi. Ini tarian punya Dayak. Gerakannya lincah, cepat, dan ada gerakan patah-patahnya. Tarian ini entah mengapa ngebuat adrenalin gue naik. Tariannya seperti dimainkan dengan gerakan-gerakan yang bebas, yang mengalir begitu saja dan menyihir. Sempat terlintas suku-suku ala aborigin, pedalaman afrika, atau suku indian saat melihat gerakannya. Keren deh pokoknya. Mantap dah. Gue pikir nih tarian harusnya ngebangkitin pride orang Kalimantan atas warisan budayanya. Tarian ini berlangsung cepat. Dan memang sodara-sodara, yang seru selalu terasa cepat.

Kemudian masuk ke nyanyi-nyanyi gaje yang untungnya kepotong gara-gara masalah listrik yang padam. Wkwkkwkwk... ibu-ibu samping gue aja nyuruh penyanyinya turun begitu listriknya nyala lagi. Apalagi anak muda kayak gue yang seleranya masih yang keren-keren (sok gahol), gue suruh tuh penyanyi dikubur hidup-hidup dah. Hoohohoo... canda doank. Betulan sih ga papa. Silahkan... Silahkan... Asal jangan tuntut gue.

Setelahnya, masuk ke tarian terakhir. Dari awal masuk dah bikin heboh. Penarinya masuk, backing penonton, ditutupi sarung yang bagian atas kepalanya gede buanget. Bikin gue mikir, "jangan-jangan ini barongsai mini yang dimainin satu orang pake sarung?" Atas kepalanya juga naik turun ala-ala barongsai. Dan ternyata, mereka pakai properti sarung samarinda dan topi caping yang ada hiasannya. Entah mengapa diantara tarian yang lain, gue g terlalu antusias dengan tarian ini. Tarian bernama "Sepangan Pantai" gue rasa kurang cocok ditaruh di akhir sebagai penutup. Tadinya ekpektasi gue nih seru. Ternyata (menurut gue) yang seru pas masuknya doank.

Acara pun ditutup secara formal oleh mc, diiringi kembang api yang diluncurkan dari dua sisi. Kereeeen dah. Acara dilanjutkan dengan sesi foto bersama antara penari dan pejabat, sementara penonton lain diarahkan untuk menonton kuda lumping, tarian khas dari tanah jawa.

Dari keempat tarian yang ditampilkan, gue merasa... ini adalah sebuah pride yang bisa mengangkat budaya Kalimantan, khususnya Kaltim. Pengamatan gue, tarian yang selama ini dipromosikan kepada asing, kebanyakan adalah tarian-tarian dari tanah Jawa dan tarian Bali, termasuk juga tari Saman dari Aceh. 

Gue suka dengan tarian dari Jawa kok, dengan gerakan-gerakan gemulai dan rumitnya. Suka juga dengan tarian Bali yang mistis juga dengan beberapa gerakan gemulai yang biasa dibawakan penari wanita. Suka juga dengan tari Saman dari Aceh yang rumit dan membutuhkan ketelitian juga disiplin tinggi (klo Tari Saman, gue termasuk penikmat berat). Selama ini menurut gue yang lebih banyak dieksplor ke luar adalah tarian-tarian tersebut dibanding tarian dari daerah lain, seperti tarian yang malam tadi ditampilkan. Padahal, kita juga butuh sesuatu yang lain. Tarian-tarian lain, yang menghanyutkan dan menghipnotis. Yang menunjukkan karakter bangsa. Tarian-tarian yang ditampilkan tadi malam contohnya. Tarian-tarian yang cepat dan gerakan yang tegas. Punya warna dan ciri khas yang sangat 'Kalimantan'. Gue pikir, jika diberi kesempatan lebih banyak untuk mengeksplor budaya Kalimantan (apalagi Tari Makay Pehe), dunia akan tertarik. Meski lebih dulu sebaiknya diekplor ke daerah-daerah lain di Indonesia, agar memperkenalkan ke-khasan Kalimantan ke bangsa sendiri.

Berilah kesempatan, dan kita lihat bagaimana budaya akan berkembang.

24
November


Kurasakan kembali rasa yang indah
Seindah kembang api yang menghiasi angkasa yang terlihat menakjubkan tadi malam
Memang sudah kuputuskan akan berhenti mengharap cintanya
Memang sudah memutuskan berhenti mengejar bayangnya
Tapi rasa indah itu selalu terselip di dalam hari-hari
Bahkan hanya melihat sebuah singkatan namanya dapat melambungkan rasa

Ini tidaklah direncanakan
Sesuatu yang indah memang jarang yang direncanakan
Padahal belum genap setahun aku mengenal
Melihat kembali ke masa-masa lampau
Bagaimana hatiku tertambat padanya

Kumulai merasa tertarik di suatu pantai
Saat sedang memandangi luas langit biru
Tanpa sengaja aku berada dekat dengannya
Aku memang merasa tertarik, tapi aku menepis
Aku takut dan tahu diri
Yang memandangnya pun tidak berani

Lama tidak bertemu
Rasa yang sudah ditepis itu menghilang
Tapi muncul kembali di suatu kesempatan
Lagi-lagi rasa itu ku tepis
Karena memandang punggungnya bercengkrama bersama gadis lain
Aku tahu diri
Jangankan bercengkrama, bertatap muka pun tidak berani
Aku selalu memalingkan pandangan

Selesai kesempatan itu, tidak lama ia menyapaku
Menyapa untuk hal-hal berkaitan dengan gadis yang tadi bercengkrama dengannya
Sakit terasa, tapi aku menanggapinya
Aku beri hal-hal yg dia inginkan
Aku mencoba menepis, mencoba kembali melupakan

Kembali tidak bertemu dengannya
Kembali rasa itu tertidur

Kadang kala, di kesempatan-kesempatan yang jarang
Aku bertemu
Tapi aku coba menahan
Dan aku bisa
Bahkan sempat sekali aku duduk berdekatan
Lucunya, di antara kesempatan itu
Dia mengatakan aku tidak punya kepekaan
Lantas ku bertanya dalam hati, apa aku pernah berbuat salah padanya?
Aku menanyakan, tapi dia tidak menjelaskan

Suatu hari yang sibuk,
Ia datang
Entah mengapa kali ini rasa itu menggebu-gebu dalam hati
Padahal biasanya dapat kutahan
Aku mencoba bercengkrama dengan santai
Aku tidak tahu apa saat itu aku terlihat biasa saja
Aku hanya berharap dia tidak tahu aku menaruh hati padanya
Karena aku sadar diri, sadar akan yang namanya kepantasan

Kala itu ia menunjukkan sebuah tulisan
Menunjukkan perasaannya
Lantas dalam hati aku berfikir, dia membicarakan gadis yang dicintainya
Aku hanya bisa tersenyum
Menahan gejolak karena aku tahu bukan aku yang dimaksud
Dia menghapus tulisannya sebelum tuntas kubaca
Aku lega
Karena mungkin saja akan ada nama seorang gadis di akhir tulisannya
Dan aku tidak ingin membenci gadis itu karena dapat menarik hatinya

Pernah suatu ketika, aku menginginkan sesuatu
Dan tiba-tiba ia memamerkannya
Sederhana saja, tapi sempat melambungkan asa
Aku memintanya, tapi ia menolak
Kucoba lagi, dan sama saja
Harusnya aku tahu
Dia memamerkan bukan untukku

Baru-baru ini di kesempatan lain
Ia bersama seorang gadis
Memang gadis lain dari yang waktu itu ia tanyakan
Mereka hanya berdua
Mungkin gadis itu yang ada dalam tulisannya
Gadis itu tertawa padanya
Mungkin tawa itu yang memikat hatinya
Aku tidak sanggup melihat lebih lama
Sakit di hati yang terasa bagai diremukkan lantas terbakar api
Menyakitkan memang, tapi akhirnya ada sebuah kejelasan
Bukan lagi terkaan
Bahwa telah ada seseorang yang mengisi relung hatinya
Meski bukan aku
Aku tahu inilah waktunya mundur
Dan mengubur rasa dalam-dalam
Aku tidak mau menginginkan hati, yang telah dimiliki orang lain

Mundur tapi tidak lantas menjauh
Aku mencoba bercengkrama
Meski dengan rasa baru, berharap dapat mencoba dekat dengan berteman
Tapi aku tidak lagi berharap cintanya
Dirinya yang bahkan lebih sering tidak menanggapiku

Tapi pagi ini aku sadari
Rasa baru itu pun masih tetap ternoda rasa yang lama
Rasa yang menginginkan dirinya
Apa yang harus kulakukan?
Apa aku harus memberi tahunya perasaanku
Agar ia menolakku mentah-mentah
Jika itu satu-satunya cara yang membuatku sadar diri hingga membunuh perasaan ini, akan ku lakukan
Apakah sekarang saatnya?
Tidak, aku belum siap
Akan kuberi tahu saat aku akan pergi
Aku akan pergi karena tidak ada lagi yang menahanku disini
Sehingga melupakan akan lebih mudah jika terpisah jarak

24
November


bagi seorang anak, seorang istri...
keluarga adalah tempat berlindung... dari kerasnya dunia di luar sana
tapi bagaimana jika... tempat berlindung itu jauh lebih keras dari dunia di luar sana

kita tidak bisa memilih kita akan lahir di keluarga mana
tidak bisa memilih siapa orang tua kita, siapa anak kita, siapa saudara-saudara kita

setiap keluarga pasti mempunyai masalah, entah besar entah kecil
tapi bagaimana pada keluarga dgn masalah berat? yang biasa kita sebut 'broken home'

bagi kalian yang berasal dari keluarga yang tidak memiliki masalah berat,
perhatikanlah sekitar, perhatikanlah anak-anak dari keluarga yang broken home
lalu bandingkan dgn masalah keluarga kalian sehari-hari.
masihkah masalah itu terlihat berat?
masihkah kalian bertengkar dengan orang tua yang perduli dengan kalian,
sementara banyak anak di luar sana yang memimpikan kehangatan perhatian orang tua mereka
masihkah kalian berlaku kasar dengan orang tua kalian?
sementara banyak anak di luar sana yang tersudut mencari perlindungan dari kekejaman orang tua mereka

bagi kalian yang berasal dari keluarga berantakan dengan masalah berat
perhatikanlah sekitar, perhatikanlah anak-anak lain yang juga berasal dari keluarga broken home
sadarilah, masih banyak anak-anak lain yang memiliki masalah yang lebih berat
sadarilah, mereka perlu orang yang perduli
satu hal yang perlu kita mengerti, kita tidak menanggung semua beban di dunia ini sendiri

13
November


padahal sudah tau, padahal logika sudah memberi tahu
g ada yg suka aku, g mungkin ada yg suka pada seseorang sepertiku
aku buruk
g pantas untuk siapa pun
aku hina

kenapa masih berani2nya suka pada seseorang
aku g pantas menyukai seseorang
aku g tahu diri berani menyukai seseorang
aku siapa?
makhluk hina penuh lumpur dosa

aku benci harapan
memberi alasan untuk hidup, tapi dalam kehidupan yang menyakitkan
atas dasar apa aku boleh menyukainya
dia yang hidup bagai dalam cahaya
yang hanya bisa ku pandang dari dalam kegelapan

lihat akibatnya. lihat!!
aku berurai air mata
tenggelam dalam kekecewaan
sakit hati yang terasa amat dalam menusuk

dengan ini...
ini adalah sebuah peringatan
agar jangan menoleh pada harapan
jangan berharap
jangan mencintai
karna aku tidak pantas untuk hal yang bercahaya
karna tidak mungkin ada yang mencintaiku
aku terpuruk

malam ini dingin
sedingin sikapnya dan sikap orang2 padaku
padahal, aku juga punya hati yang sudah terluka

cahaya itu ada di atas
aku memandanginya
dan menyadari bahwa selama ini aku selalu mengkhayalkan aku berada di dalamnya

satu hal yang aku mohonkan kepada Allah Yang Maha Kuasa
cabutlah rasa ingin memiliki kekasih ini
ini sungguh menyiksa